Cari Blog Ini

MISTERI FOTO MONSTER “LOCH NESS” AKHIRNYA TERUNGKAP


-

Seorang ahli bedah dari Inggris, Robert Kenneth Wilson, mengklaim telah memfoto “Monster Loch Ness seperti tampak pada foto di atas yang dikenal juga sebagai “Nessie” yaitu konon mahluk yang hidup bersembunyi di kedalaman air danau “Loch Ness”. Lokasi danau “Loch Ness” ini berada di wilayah Utara Skotlandia, Inggris.

-

Menurut penuturan Wilson, pada tanggal 19 April 1934 ketika ia sedang mengendarai mobil mengelilingi danau, ia menyaksikan sesuatu obyek yang bergerak di permukaan air danau. Ia menghentikan mobilnya dan segera memfotonya. Hasil fotonya menampakkan gambar leher panjang mirip leher seekor ular naga yang muncul di permukaan air danau.

-

Foto yang dikenal dengan julukan “The Surgeon’s Foto” (surgeon = ahli bedah) ini, selama 60 tahun telah membuat penasaran masyarakat dunia sampai akhirnya pada tahun 1994 terungkap bahwa foto “Monster Loch Ness” yang telah melegenda ini adalah palsu ! Ternyata foto itu adalah foto mainan kapal selam yang di atasnya ditempel mainan ular naga laut (bentuk leher memanjang).

-

Dan ternyata pula, bukan Wilson yang membuat dan memfoto mainan tersebut. Adalah seorang yang bernama Christian Spurling yang membuat mainan itu. Pengakuan ini dungkapkan oleh Spurling (berumur 90 tahun) menjelang kematiannya.

-

Spurling menjelaskan lebih lanjut, bahwa ia telah dilibatkan oleh seorang kolektor mainan bernama Marmaduke Wetherell (ayah tirinya), dan kemudian melibatkan Wilson, Asal mulanya, Wetherell, ayah tirinya itu, ingin membalas dendam terhadap orang-orang yang telah mengejeknya atas klaimnya telah menemukan jejak “Nessie” di samping danau (jejak ini ternyata adalah jejak buatan dari kaki kuda nil yang dikeringkan).

-

Kemudian Wetherell menghubungi Spurling dan memintanya untuk membuatkan mainan kapal selam yang di atasnya ditempel mainan ular naga. Model mainan ini kemudian difoto di permukaan air danau “Loch Ness” dan hasil fotonya diserahkan kepada Wilson yang bertugas sebagai penyebar foto bohongan ini agar bisa dipercaya oleh masyarakat luas.

-

Kisah tentang Nessie diawali oleh sebuah deskripsi dalam naskah kuno dari abad ke-7. Dalam sebuah catatan tentang rohaniawan Kristen berjudul “Life of St Columba” tulisan Adamnan, ada satu penjelasan mengenai sesosok monster di Danau Loch Ness.
-

Disebutkan pada tahun 565, rohaniawan St Columba menolong orang-orang Suku Pict (penduduk Skotlandia Kuno) yang tiba-tiba diserang makhluk air raksasa saat berlayar di danau “Loch Ness”. Dengan merapal doa dari daratan, St Columba berhasil mengusir monster tersebut.
-

Sejak itu, tak ada penjelasan lagi soal Nessie, tetapi ia tetap dibicarakan hingga penghujung tahun 1800-an. Lalu di tahun 1930-an, isu kemunculan Nessie kembali ramai diberitakan. Hal ini sehubungan dibukanya jalan raya di sekitar danau yang memudahkan turis dan petualang melintasi area danau yang memiliki panorama indah itu.

Sejak itu beberapa orang mengklaim telah melihat penampakan “Monster Loch Ness”.

sumber
Read more

Seorang Biksu Membakar Dirinya Sendiri

Pada tanggal 11 juni 1963, seorang biksu Buddha yang bernama Thich Quang Duc, membakar dirinya sendiri di sebuah persimpangan padat pusat kota Saigon, Vietnam. Saksi-saksi yang ada pada peristiwa itu menuturkan, bahwa biksu Thich Quang Duc bersama beberapa biksu lainnya sampai ke lokasi dengan mengendarai sebuah mobil.



Thich Quang Duc keluar dari mobil tersebut dan langsung mengambil posisi lotus tradisional di tengah jalanan yang ramai tersebut dan rekan-rekan sesama biksu membantu dia menyiramkan bensin ke sekujur tubuhnya sendiri.

Dia menyalakan api dengan korek api dan langsung membakar seluruh tubuhnya dalam beberapa menit. Dari awal api membakar tubuh Thich Quang Duc, sampai detik-detik terakhir, dia meninggal dengan tubuh yang hangus terbakar, dia sama sekali tidak bergerak.



Dan tak ada suara apapun yang keluar dari mulut biksu tersebut, ketenangan yang diperlihatkan biksu Thich Quang Duc, sangat bertolaj belakang dengan kegaduhan dan ratapan orang-orang yang melihat langsung disekitarnya.

Kejadian ini di abadikan oleh David Halberstam, seorang reporter New York Times kebetulan berada di dekat lokasi kejadian. David berada di Vietnam untuk meliput perang di negara tersebut, dan foto dbawah ini menjadi salah satu dari world famous pictures.





Tetapi sesungguhnya, biksu Thich Quang Duc melakukan hal yang dikenal dengan istilah The Self-Immolation (pengorbanan diri sendiri). Ritual ini adalah untuk menunjukkan sikap protes menuntut kesamaan hak bagi para penganut ajaran Buddha dengan rezim Diem.

Sebelumnya para biksu di Vietnam sering melakukan protes atas tindakan kaum-kaum mayoritas yang menghambat mereka dan juga segala usaha pembantaian yang dilakukan pihakpihak tertentu terhadap para penganut ajaran Buddha.

Mereka juga menuntut keadilan ditegakkan atas pihak-pihak yang bertanggung jawab melakukan kejahatan kemanusiaan. Namun semua bentuk protes para biksu ini tidak memperoleh tanggapan dari rezim Deim, sehingga puncaknya, biksu Thich Quang Duc melakukan aksi pengorbanan dirinya sendiri.





Setelah kematiannya, biksu ini di kremasi dan menurut legenda, pada saat dikremasi, hati dari biksu Thich Quang Duc tidak terbakar seperti anggota tubuh lainnya yang telah menjadi abu. Akhirnya hati dari almarhum biksu tersebut dianggap suci dan disimpan sampai sekarang di Buddhist Temple.

sumber

Read more

Ninja Legendaris Hatori Hanzo

dikenal pula dengan nama Hattori Masanari, adalah salah seorang ninja terkemuka dalam sejarah Jepang. Ia
sering muncul dalam manga dan novel fiksi, digambarkan berpakaian serba hitam serta memiliki kemampuan ninjutsu yang luar biasa. Mulai dari ilmu meringankan tubuh, menyelam, bergerak di bawah tanah sampai menyamarkan diri di kegelapan. Ironisnya, dalam berbagai ensiklopedia sejarah, Hanzo jarang tertulis atau terkenal sebagai seorang ninja. Yang pasti, ia tercatat melayani Tokugawa Ieyasu dengan sangat setia. Atas kepandaiannya dalam menyusun taktik, ia mendapat julukan Oni-Hanzo (Devil Hanzo).



Hattori Hanzo Early Life
Dalam legenda, Hattori Hanzo tercatat sebagai seorang superhuman ninja warrior. Dikisahkan Hanzo memiliki kemamuan untuk menghilangkan diri yang sangat sempurna. Ia juga menguasai ilmu penggunaan tali untuk menangkap musuh secara tepat. Kemampuan psychokinesis dan psychomancy pun konon dikuasai oleh Hanzo, membuatnya dapat memprediksikan taktik serta kekuatan lawan secara akurat. Selain seorang ninja, ia juga dikenal sebagai ahli pedang berkemampuan tinggi, seorang penyusun taktik jitu sekaligus piawai dalam memakai tombak. Hattori Hanzo mulai belajar ilmu bela diri pada usia 8 tahun di Gunung Kurama dan pada usia 12 tahun berhasil menjadi seorang ninja. Di usia 18 tahun, Hanzo dengan sukses menggapai posisi master ninja. Ayahnya, yakni Yasunaga, melayani Matsudaira Kuyoyasu selaku pemimpin klan Mikawa sekaligus kakek dari Ieyasu Tokugawa. Meski terlahir dan dibesarkan di provinsi Mikawa, ia sering kembali ke Iga selaku rumah dari keluarga Hattori yang memiliki kekuasaan sebagai pemimpin komunitas ninja di provinsi Iga.
Hanzo dan Ieyasu Tokugawa

Hubungan antara Hanzo dan Tokugawa Ieyasu, shogun Jepang, bermula saat Hanzo berumur 26 tahun. Ketika tinggal di Mikawa, ia menantang Hanzo untuk menahan nafas dalam air dan bahkan mencekik leher Hanzo dengan selembar kain. Tantangan itu dihadapi Hanzo dengan tenang dan akhirnya ia keluar menjadi pemenang. Ieyasu yang pucat dan terengah-engah karena kehabisan nafas bertanya mengenai berapa lama seorang ninja dapat bertahan dalam air, yang dijawab oleh Hanzo, ”Satu atau dua hari, tergantung permintaan tauan.” Untuk membuktikannya, ia kembali menyelam ke dalam air sampai beberapa jam lamanya hingga Ieyasu cemas dan mulai memanggil-manggil namanya. Hanzo muncul ke permukaan tanpa tanda-tanda kehabisan nafas lalu menyerahkan sebuah pedang pendek yang tadinya ada di pinggang Ieyasu. Ieyasu langsung terpukau dengan kemampuan Hanzo dan menjadikannya anak buah andalan sekaligus sahabatnya.


Iga Castle



Ieyasu Tokugawa lalu mendirikan pemerintahan pusat yang bertahan selama 300 tahun, bertahan selama 15 tahun generasi keturunannya. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kemampuan Ieyasu dalam melobi banyak prajurit bertalenta tinggi. Ia memperkerjakan banyak orang dengan latar belakang yang berbeda dalam usahanya mengumpulkan ilmu dan pengetahuan. Ieyasu juga banyak dibantu oleh klan ninja, terutama Hanzo. Selama Warring States Period, para ninja merupakan agen penting dalam pengumpulan informasi dan eksekusi yang cepat. Meski banyak daimyo yang memperkerjakan ninja tetapi tidak ada daimyo sepintar Ieyasu yang cara piki dan kepandaiannya disukai para ninja. Salah satu kesuksesan dan bukti kesetiaan Hanzo pada Ieyasu adalah ketika Ieyasu mencium niat pemberontakan pada Nobunaga di Honno-ji temple. Hanzo meminta tuannya untuk mampir ke Iga, kembali ke Mikawa dengan bantuan para ninja Iga dan Koga lalu menyerang para prajurit yang berkhianat. Ieyasu pun setuju dengan usul Hanzo. Setelah mengumpulkan sekitar 300 ninja, Hanzo menyerang Honno-ji sementara Ieyasu disembunyikan di Mikawa. Keberhasilan Hanzo dibalas dengan memperkerjakan semua ninja yang membantunya dalam pertempuran tersebut.

Lalu di tahun 1590, ketika Ieyasu tinggal di Edo, para ninja diberikan tempat tinggal di sayap barat istana Edo. Area tersebut dinamakan Hanzo-Cho, dan salah satu gerbang istana dinamakan Hanzo-mon (Gerbang Hanzo). Saat Battle of Winter dan Battle of Summer yang terjadi di Osaka tahun 1614-1615, menjadi pertempuran paling besar yang pernah terjadi di Jepang. Dalam perang tersebut, para ninja mencapai puncak kejayaan dimana peran mereka sangat besar dalam mempertahankan pimpinan serta mengirim informasi. Ketika Sanada Yukimura, salah seorang jendral Toyotomi terkemuka sibuk menyusun taktik di istana Osaka, Ieyasu mengirimkan surat panah berisi tawaran 100.000 koku beras. Ieyasu juga menyuruh para ninja menyamar sebagai ronin dan memasuki istana Osaka untuk mengumpulkan informasi. Kemampuan mereka untuk menyamar akhirnya membuat klan Toyotomi kecolongan banyak informasi berharga, yang mengarah pada kejatuhannya di Battle of Winter dan Battle of Summer.

The Death of Hanzo Hattori
Hattori Hanzo meninggal di tahun 1596 pada usia 55 tahun. Ada yang mengatakan Hattori meninggal karena sakit, tetapi ada juga yang percaya bahwa Hattori dibunuh dalam sebuah pertempuran oleh ninja bernama Fuma Kotaro. Kekuasaan Hattori diturunkan kepada anaknya Masanari yang baru berusia 18 tahun ketika ayahnya meninggal. Sayangnya ia tidak menguasai ninjutsu dan lalai dalam memimpin klan Iga sehingga para ninja menganggap Masanari tidak pantas menwarisi nama besar Hanzo dan mengakibatkan perpecahan. Para ninja yang memberontak mendesak Masanari untuk turun dari tampuk pimpinan. Jumlah ninja yang memberontak tidak tercatat dengan jelas tetapi para sejarawan mencatat pemberontakan tersebut sebagai salah satu pemberontakan paling besar dalam sejarah Jepang. Di tahun 1605, klan Iga terpecah menjadi 4 bagian dan masing-masing dipimpin oleh samurai berkedudukan rendah. Iga pun tidak pernah lagi mencapai kejayaan seperti yang pernah diraih Hanzo.


Kuburannya gan

sumber
Read more

Penemuan Fosil Baru di AfSel

Fosil hominid ini ditemukan di sebuah gua di Malapa tak jauh dari Johannesburg, Afsel. Dan para ilmuwan memberi nama temuan mereka ini Australophitecus sediba. Para ilmuwan kepada Jurnal Science mengatakan, makhluk ini mengisi kekosongan antara hominid-hominid yang lebih tua dengan kelompok modern yang dikenal sebagai spesies Homo yang di dalamnya terdapat manusia.

  Fosil Hominid Baru Ditemukan di Afsel
Tulang tengkorak yang ditemukan di Afsel ini diduga jenis baru hominid



'Fosil ini berada pada titik transisi dari seekor kera yang berjalan tegak menjadi manusia seperti kita,' kata ketua tim peneliti Profesor Lee Berger dari Universitas Witwaterstrand kepada BBC News, Jumat (9/4). 'Saya pikir semua orang mengetahui bahwa dalam periode antara 1,8 hingga 2 juta tahun lalu adalah masa-masa di mana sedikit sekali ditemukan fosil hominid.''


Para ilmuwan menduga, Australopithecines adalah nenek moyang langsung spesies Homo namun penemuan Australopithecus sediba dalam pohon keluarga manusia memunculkan kontroversi, karena sejumlah ilmuwan menduga temuan baru ini tak lain dan tak bukan adalah spesies Homo itu sendiri.


Fosil Malapa ini hidup tepat sebelum kemunculan spesies Homo. Memang di Afrika Timur juga ditemukan fosil yang juga diduga Homo dan berusia sedikit lebih tua dibanding temuan baru ini. Namun fosil Malapa ini memiliki perpaduan unik antara tampilan purba dan modern. Fosil ini memiliki gigi kecil, hidung mancung, tulang panggul modern dan ukuran kaki yang panjang hampir menyerupai kaki manusia modern.


Di sisi lain, fosil Malapa ini masih memiliki lengan panjang dan otak berukuran kecil sehingga mungkin fosil ini berusia lebih tua dibanding kelompok Australopithecine. Fosil Malapa ini ditemukan di Situs Warisan Dunia Cradle of Humankind di mana di lokasi ini sudah ditemukan sebanyak sembilan jenis fosil selama beberapa tahun terakhir.


Fosil-fosil ini diambil dari sebuah lubang yang terdapat dalam sebuah bekas kompleks gua yang atapnya sudah runtuh akibat erosi selama jutaan tahun. Tulang-tulang kedua hominid itu ditemukan terpisah satu meter antara satu dan lainnya. Posisi ini memunculkan dugaan keduanya mati pada saat bersamaan atau hampir bersamaan.


Profesor Berger mengatakan besar kemungkinan keduanya adalah ibu dan anaknya atau setidaknya mereka merupakan anggota kelompok yang sama. Para ilmuwan berspekulasi, kedua makhkluk ini terjatuh ke dalam gua atau terjebak di dalam gua ini. Dan ada kemungkinan tubuh keduanya hanyut ke dalam sebuah sungai atau danau bawah tanah akibat terbawa banjir.


Tulang belulang keduanya ditemukan bersama sisa-sisa hewan seperti harimau purba, kijang, tikus dan kelinci. Fakta ini menunjukkan bahwa mereka semua tewas seketika dan terkubur dengan cepat. 'Kami berpikir ada semacam bencana yang terjadi saat itu dan menyebabkan mereka semua terjebak dan kemudian terkubur bersama-sama,' kata anggota tim peneliti Profesor Paul Dirks dari Universitas James Cook, Quensland, Australia.


Perdebatan serius tentang pentingnya temuan ini muncul di kalangan komunitas ilmuwan. Profesor Colin Groves dari Universitas Nasional Australia mengatakan hasil penelitiannya terhadap foslil hominid Malapa memberinya kesimpulan bahwa mereka adalah spesies Homo bukan Australopithecus.


'Faktanya, para penemu sendiri menunjukkan sejumlah kesamaan dengan spesies awal Homo, nampaknya ingin mengakui bahwa temuan mereka ini adalah sepises Homo dan hanya sebagian kecil darinya terkait dengan Australopithecus,' tambah Groves. 'Namun, kini kita mengetahui bahwa Homo floresiensis (spesies Hobit Indonesia) memiliki kesamaan dengan temuan baru ini.'

sumber
Read more
Bagikan
 

siezwo klimer Design by Insight © 2009